Berhubungan intim selama kehamilan aman dilakukan selama berhati-hati dan mengutamakan kenyamanan. Namun, banyak orang percaya bahwa melakukan ejakulasi di dalam dapat menyebabkan kontraksi. Benarkah demikian?
Air Mani Vs Sperma
Air mani dan sperma berbeda. Air mani adalah cairan yang keluar saat ejakulasi seksual. Air mani terdiri dari sperma dan cairan lain yang mengandung prostaglandin, asam sitrat, asam amino, fosforilkolin, seng, fruktosa, kalium, dan enzim.
Sedangkan sperma adalah sel reproduksi pria yang bila bertemu dan membuahi sel telur dapat menghasilkan embrio manusia.
Dilihat dari komposisinya, baik sperma maupun air mani tidak berbahaya bagi ibu hamil maupun janin.
Baca Juga: Air Mani dan Sperma itu Tidak Sama, Ini Bedanya
Benarkah Sperma Menyebabkan Kontraksi?
Sperma sendiri tidak menyebabkan kontraksi. Namun, ejakulasi di dalam rongga rahim dapat memicu kontraksi.
Seperti disebutkan sebelumnya, air mani terdiri dari banyak komposisi, termasuk prostaglandin. Prostaglandin adalah zat alami mirip hormon yang mampu memengaruhi fungsi tubuh termasuk menyebabkan kontraksi rahim. Zat ini juga menyebabkan jaringan di dalam rahim menjadi lebih rileks.
Kontraksi yang terjadi biasanya cukup ringan dan akan mereda dalam beberapa jam. Kontraksi tersebut juga tidak berbahaya dan umumnya tidak sampai menyebabkan persalinan prematur.
Penyebab Kontraksi Setelah Berhubungan Intim Selama Kehamilan
Kontraksi tidak hanya melulu terjadi karena ejakulasi di dalam rongga rahim. Kontraksi mungkin terjadi saat berhubungan intim selama kehamilan akibat beberapa hal berikut ini:
Orgasme
Kontraksi mungkin terjadi saat Anda orgasme. Orgasme memicu pelepasan hormon oksitosin yang dapat merangsang kontraksi rahim.
Rangsangan pada puting
Puting Anda lebih sensitif selama kehamilan akibat perubahan hormon dan peningkatan aliran darah ke payudara. Jika selama aktivitas seksual puting diberikan rangsangan, maka Anda sangat mungkin mengalami kontraksi.
Gerakan dan posisi seksual
Gerakan dan posisi seksual tertentu dapat memicu kontraksi terutama bila berhubungan intim pada trimester ketiga kehamilan. Pada saat itu, janin sudah makin besar dan menempati lebih banyak ruang di dalam rahim.
Posisi seksual yang menekan perut atau panggul dapat memicu kontraksi, khususnya jika Anda memiliki kepekaan lebih pada posisi seksual tertentu.
Baca Juga: Penyebab Bayi Lahir Prematur
Waspada Tanda-Tanda Persalinan Prematur
Walaupun persalinan prematur jarang terjadi setelah hubungan intim selama kehamilan, Anda tetap perlu waspada. Berikut adalah tanda-tanda persalinan prematur:
- Kram, nyeri atau rasa tekanan di panggul
- Meningkatnya keputihan atau cairan lain seperti darah, mual, muntah atau diare
- Gerakan janin menjadi berkurang
- Kontraksi terjadi dalam satu jam dan tidak hilang dengan istirahat atau mengubah posisi
Dengan adanya tanda-tanda di atas, maka sebaiknya Anda perlu memeriksakan diri ke dokter. Dokter mungkin akan meresepkan obat untuk mencegah persalinan prematur terutama bila HPL masih cukup lama.
Anda tetap bisa melakukan aktivitas seksual yang aman selama kehamilan. Konsultasikan aktivitas seksual yang aman atau keluhan lain selama kehamilan dengan dokter melalui aplikasi Ai Care yang bisa diunduh di ponsel Anda.
Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!
- dr. Monica Salim